mengapa harus selalu ada cerita yang sumbang tentang muramnya langit sore jakarta? tentang kesengsaraan, tentang duka cita anak anak jalanan, tentang gelandangan yang tersaruk saruk mengais sampah atau tentang orang orang yang terpinggirkan di setiap sudut kota
mengapa selalu ada yang berbicara tentang kemuraman langitmu, meskipun kalian duduk di balik dinding beton atau dibalik empuknya jok mobil yang merayap dijalan, atau berbaring di ranjang sebuah hotel berbintang
mengapa harus diulang ulang lagi cerita sedih yang tak memberikan harapan itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar