Kamis, 28 November 2013

PANTAI SENGGIGI

kutemukan lagi jalanan kecil yang dulu pernah ku tempuh
menuju tepian pantai
hening
sebuah pagi yang tersibak
dan biru laut membelai belai

tak kulihat tepian seberang
alangkah jauh kapalmu berlabuh
sementara sia sia aku mencari

Rabu, 21 Agustus 2013

SENARU

penat sudah kami mendaki
menelusuri jejak petualang, mencari bayangmu
kerindangan, kehijauan dan gemercik air

lelah sudah kami mengikuti
jalan setapak tak berujung
menuju puncak yang hening

sejauh mata menatap
kabut yang menyekap

Selasa, 23 Juli 2013

tak kudengar suaramu

tak lagi kudengar suaramu ketika pagi pagi kukuakkan jendela dan menatap langit yang belum sepenuhnya mambuka mata. tak lagi kudengar bisikanmu ketika senja rebah ke tanah dan berbaring diam dalam kelam. tak kudengar candamu ketika duduk di gazebo tepian kolam. tak kudengar tangismu yang terisak dalam kekangenan kepada kampung halaman yang jauh.

dan segalanya berubah sepi
tak kudengar suaramu
tak kudengar

Selasa, 21 Mei 2013

DAMAI

pada akhirnya ia beristirahat dalam diam dan damai, tak lagi mengeluhkan luka dan dukanya yang telah mendera berhari hari, berminggu minggu dalam koma
perjalanannya telah sampai. langkah kakinya yang letih sudah terhenti.
teramat jauh sudah ia melangkah dan merenda suka duka kehidupan
menatap anak anak yang menundukkan kepala
menatap bocah bocah yang berlarian dalam keceriaan

pada akhirnya ia beristirahat dalam diam dan damai
langit terbuka dan ia melangkah pergi

Senin, 25 Maret 2013

PEMBICARAAN

pembicaraan kali ini tak ada ujung pangkal.  tentang kebencian pada korupsi  : yang memelaratkan rakyat, yang memberi kesenangan pada orang orang serakah. tentang politik : yang mentah dan sok tahu, banyak orang orang berbicara tak bermutu, membungkus kata kata mutiara dalam kemunafikan.  tentang jabatan : yang membuat orang lupa diri, lupa tempat berpijak, lupa kiri dan kanan, lupa mata hati, lupa harga diri, lupa janji janji yang diucapkan
tentang kejahanaman, tentang keangkaramurkaan, tentang sumpah serapah, tentang kekejaman, tentang kerakusan

mengapa tidak berbicara tentang hati nurani dan cinta kasih?

LANGIT JAKARTA

mengapa harus selalu ada cerita yang sumbang tentang muramnya langit sore jakarta? tentang kesengsaraan, tentang duka cita anak anak jalanan, tentang gelandangan yang tersaruk saruk mengais sampah atau tentang orang orang yang terpinggirkan di setiap sudut kota

mengapa selalu ada yang berbicara tentang kemuraman langitmu, meskipun kalian duduk di balik dinding beton atau dibalik empuknya jok mobil yang merayap dijalan, atau berbaring di ranjang sebuah hotel berbintang

mengapa harus diulang ulang lagi cerita sedih yang tak memberikan harapan itu?

Jumat, 01 Maret 2013

KERETA MALAM

kami duduk dalam diam
menuju senja yang kami rindukan
kami duduk dalam senyap
menuju cakrawala yang sayup
kami terseret dalam lamunan
menuju haribaanMU

YOGYAKARTA, 2013

akhirnya
tibalah kita semua dalam perjalanan persinggahan di kaliurang
malam ini
dalam gerimis februari
dan angin dingin yang menusuk
sebuah musik lama menyambutmu
dan suara suara parau yang mencoba mengisi malam
dengan sekedar tawa
dan esok bila matahari belum juga tiba
sudah bergegas kita dalam gandeng tangan dan canda yang lain
di perjalanan melelahkan mendaki bukit menoreh
menjejakkan kaki kita di kaki stupa borobudur
serta pagar keraton mataram yang mulai kusam
yogyakarta, yogyakarta
gerimis melarutkan kelelahan
hujan membawa segala kepenatan
wajah tua teman teman