Rabu, 19 April 2017

TUHANKU

berdiri di dekatku
Tuhanku menyapa dengan lembut sorot mata
"mengapa engkau tidak percaya"

di ujung sana
Ia pun duduk dengan tenangnya
tak pernah lepas dariku
"mengapa engkau bimbang juga?"

sesungguhnya, dimana mana
kurasa hadirMu
dan berkata kata
"berharaplah padaKu"

Jumat, 16 September 2016

MASIH SETIA MENUNGGU

ternyata
setelah cerita habis dibacakan
dan kita mulai terlelap
waktu berjalan dengan langkah pendek pendek
menjelajah malam yang muram, lorong penantian yang menyesatkan
dan disebuah bangku pojok ruang
duduklah setia menunggu


Jumat, 23 Oktober 2015

MENUNGGUMU

pernahkah engkau mendengar lantunan lagu itu? yang menyuarakan kerinduan dalam menunggu
pernahkah engkau merasa bagaimana lelahnya menunggu
dan waktu pun tak pernah berhenti melintas lintas
bahkan kadang berlari melewati langkahmu berulang kali
membuatmu terpana dan tenggelam dalam duka

pernahkah engkau membayangkan ribuan musim harus kau lalui
dalam menunggu
dalam setia

Selasa, 21 Juli 2015

LONCENG MISA PAGI

berkelenengan memanggil manggilku ...
nama yang terpateri
di lubuk hati
sementara kaki yang tersaruk saruk, ikut mendengar suaramu

berkelenengan bergema
dalam lantunan lagu litani
dan doa angelus

Kamis, 04 Juni 2015

HAIKU 2

siang yang garang
desau pohon trembesi
angin tersesat

Selasa, 02 Juni 2015

HAIKU

seberkas pagi
mendera kecemasan
pucuk cemara


Senin, 11 Mei 2015

SEBUAH SENJA

seperti halnya hari hari yang berlalu tanpa kesan, senjapun tenggelam dalam sepi suasana, dalam remang remang tak nyata dan kegundahan hati tak terkira. Mengapa belum juga ada kata kata kau ucapkan menjawab tanda tanya, ataukah kejenuhan itu membuatmu tak lagi punya semangat untuk melewati senja ini menuju malam?
Mengapa hari harimu kau biarkan saja tak bermakna, hanya kau isi dengan ibadah yang tak kunjung selesai, ataukah hanya alasanmu untuk menghindari masa lalu yang mengejarmu ke dalam cerita yang tak berujung?
senja pelahan lahan melangkahkan kakinya di aspal jalanan yang semakin senyap, sementara sisa cahya mentari menyelinap di sela sela atap rumah rumah dan pohon pohon yang merundukkan kepala dengan duka
semua menunggu dirimu